BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama
dari manajemen logistik adalah mengembangkan operasi yang terpadu. Manajemen
kegiatan logistik individual seringkali di bawah perngarahan dan pengawasan
dari berbagai departemen dalam suatu perusahaan. Bila dilihat dari siklus
fungsi-fungsi logistik maka tahap pertama fungsi logistik adalah rencana
kebutuhan logistik. Tahap berikutnya yakni tahap kedua adalah semua kegiatan
menyediakan barang-barang logistik untuk menunjang pelaksanaan tugas seluruh
organisasi. Pelaksanaan suatu rencana logistik yang telah direvisi itu biasanya
menyangkut modifikasi prosedur operating atau perubahan besar dalam jaringan
kerja sistem yang ada. Bergantung pada situasi perencanaannya, banyak sekali
pengumpulan dan analisa data yang mungkin diperlukan untuk menyelesaikan suatu
rencana.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis mengajukan
rumusannya masalah secara singkat sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan pengadaan logistik?
2.
Bagaimana cara pengadaan logistik?
3.
Bagaimana sistem pengadaan logistik?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas
dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah, yaitu :
1. Mengetahui
pengertian pengadaan logistik.
2. Mengetahui cara
pengadaan logistik.
3. Mengetahui
sistem dari pengadaan logistik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Cara Pengadaan Logistik
Pengertian pengadaan dalam buku
manajemen logistik ialah segala kegiatan usaha untuk menambah dan memenuhi
kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan
sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Pengadaan dapa mempengaruhi
keseluruhan proses arus barang karena merupakan bagian penting dalam proses
tersebut, karena itu pengadaan harus dianggap sebagai fungsi yang strategis
dalam manajemen logistik, dimana dalam pelaksanaan pengadaan ini harus tersedia
dalam jumlah yang cukup, pada waktu yang tepat dan harus diganti dengan cara
berkesinambungan dan teratur. Dengan pelaksanaannya yang diatur berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Pengadaan barang dalam sehari-hari
disebut juga pembelian dan merupakan titik awal pengendalian persediaan jika
titik awal ini sudah tidak tepat, maka pengendalian akan sulit dikontrol.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian, tetapi didasarkan
atas pilihan berbagai alternatif dengan berpedoman pada prinsip alternatif mana
yang paling praktis, efisien dan efektif. Pengadaan logistik dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain :
1.
Pembelian melalui pelanggan terbuka.
2.
Pembelian melalui pelanggan terbatas.
3.
Pembelian dengan pertunjukan langsung.
Proses pengadaan peralatan dan perlengkapan
pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
·
Perencanaan dan penentuan kebutuhan
·
Penyusunan dokumen tender
·
Pengiklanan atau penyampaian dengan
lelang
·
Pemasukan dan pembukuan penawaran
·
Evaluasi penawaran
·
Pengusulan dan penentuan pemenang
·
Pengaturan kontrak
Dalam pembelian
harus dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain :
Ø
Harga yang kompetitif
Ø
Pelayanan yang cepat
Ø
Pemberian kredit yang menguntungkan
dengan tingkat harga yang kompetitif
Pengadaan logistik meliputi semua barang-barang suatu
organisasi dan itu mencakup barang-barang bergerak terdiri barang-barang habis
pakai dan barang-barang tidak habis pakai. Barang habis pakai misalnya kertas,
tinta dan lain-lain. Sedangkan barang tidak habis pakai bergerak meliputi tanah
dan gedung.
B. Sistem
Pengadaan Logistik
Prespektif yang tepat untuk memulai
meninjau kegiatan logistik adalah dengan mendapatkan pengertian tentang
kekuatan-kekuatan intern dan ekstern yang mempengaruhi disain dari sistem
logistik suatu perusahaan. Sebagaimana halnya operasi dan koordinasi logistik
itu harus terpadu, maka keempat bidang sistem operating sistem ini pun harus
pula berfungsi sebagai suatu totalitas..
Kekuatan-kekuatan luar dari perusahaan
adalah kekuatan bisnis lingkungan yang membatasi fleksibilitas disain
perusahaan itu. Secara bersama-sama kekuatan-kekuatan ini merupakan suatu
lingkungan ekologis bagi perusahaan, meliputi struktur industri, perbedaan
pasar pemerintah dan peraturan hukum, jaringan kerja industri, keadaan perekonomian
dan gabungan saluran transaksi.
Jika suatu perusahaan mau bertahan
hidup, maka seluruh sistemnya haruslah berfungsi sebagai totalitas. Dilihat
secara sendiri-sendiri, masing-masing sistem ini atau setiap pusat kegiatannya
tidak banyak manfaatnya. Apabila suatu bagian tertentu memberikan sumbangan
kepada total usaha, maka bagian tersebut mamperoleh manfaat ekonomis.
Di dalam perusahaan, sistem logistik
itu sangat perlu bagi terlaksananya transaksi. Perusahaan yang menikmati
efisiensi logistik akan memperoleh keuntungan dalam biaya dan jasa-jasa yang
sulit diganti. Perusahaan yang telah memiliki jaringan fasilitas terpadu,
kemampuan transportasi, komunikasi dan penanganan yang selaras dengan
usaha-usaha keuangan.
Keseimbangan dalam sistem logistik dan
keseimbangannya dengan bagian-bagian lain dari perusahaan adalah perlu selalu
disesuaikan. Dalam jangka panjang, berbagai perobahan ekonomi dan institusional
dapat membuang sistem yang ada itu tidak memadai lagi. Kekurangan itu dapat
meningkatkan biaya atau kerugian keuntungan kompetitif dari
perusahaan-perusahaan saingan.
Ada 5 komponen yang bergabung untuk
membentuk sistem logistik, yaitu :
1.
Struktur Lokasi Fasilitas
Jaringan fasilitas
yang dipilih oleh suatu perusahaan adalah fundamental. Jumlah, besar dan
pengaturan geografis dari fasilitas yang dioperasikan mempunyai hubungan
langsung dengan kemampuan pelayanan terhadap nasabah perusahaan dan terhadap
biaya logistiknya. Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian
lokasi ke mana dan melalui mana meterial dan produk-produk diangkut, untuk
tujuan perenacanaan, fasilitas-fasilitas tersebut meliputi pabrik, gudang dan
toko. Seleksi serangkaian lokasi yang unggul dapat memberikan banyak keuntungan
yang kompetitif.
2.
Transportasi
Peusahaan
mempunyai 3 alternatif untuk menetapkan kemampuan transportasinya. Pertama,
armada peralatan swasta dapat dibeli dan disewa. Kedua, kontrak khusu dapat
diatur dengan spesialis transport untuk mendapatkan jasa pengangkutan. Ketiga,
suatu perusahaan dapat memperoleh jasa dari suatu perusahaan transport berijin.
3.
Pengadaan Persediaan
Kebutuhan akan
transport di antara berbagai fasilitas itu didasarkan atas kebijaksanaan
persediaan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Secara teoritis suatu
perusahaan dapat saja mengadakan persediaan setiap barang yang ada dalam
persediaannya. Tujuan dari integrasi persediaan ke dalam sistem logistik adalah
untuk mempertahankan jumlah item yang serendah mungkin yang sesuai dengan
sasaran pelayanan untuk nasabah.
4.
Komunikasi
Komunikasi
adalah kegiatan yang seringkali diabaikan dalam sistem logistik. Kekurangan
dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak sekali masalah. Kekurangan
tersebut dapat digolongkan kedalam dua kategori besar. Pertama, informasi yang
diterima mungkin tidak benar. Kedua, informasi mungkin kurang akurat dalam hal
kebutuhan suatu nasabah tertentu.
5.
Penanganan dan Penyimpanan
Penanganan dan
penyimpanan menembus sistem ini dan langsung berhubungan dengan semua aspek
operasi. Ia menyangkut arus persediaan melalui dan di antara
fasilitas-fasilitas dengan arus tersebut yang hanya bergerak untuk menanggapi
kebutuhan akan suatu produk atau material.
C. Sistem
Logistik Yang Lazim
Ada 3 pola yang menonjol yang banyak
dipakai untuk operasi logistik, yaitu :
1. Sistem Eselon
Istilah ini
mengandung arti bahwa arus produksi atau material itu berlangsung melalui
serangkaian lokasi yang berurutan sejak ia bergerak dari tempat awal ke tujuan
akhir. Sistem Eselon menggunakan gudang-gudang dengan tujuan untuk
emnggabungkan beraneka ragam produk ke dalam suatu pengiriman tunggal yang
besar jumlahnya. Situasi eselon ini mengutamakan penggudangan dengan maksud
memperoleh keuntungan dari volume besar di samping menyediakan jenis produk
yang lengkap.
2.
Sistem Langsung
Bertolak
belakang dengan pola eselon adalah sistem yang beroperasi langsung dari salah
satu atau sejumlah pusat penumpukan persediaan. Perusahaan yang menjalankan
distribusi mendapatkan bahwa usaha pemasaran mereka paling baik ditunjang oleh
suatu perusahaan sentral.
3.
Sistem Fleksibel
Sistem logistik
yang paling lazim adalah sistem yang mengkombinasikan prinsip-prinsip eselon
dengan prinsip-prinsip sistem langsung menjadi satu pola operasi yang
fleksibel, sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya. Selektivitas
persediaan didorong adanya dalam desain sistem logistik.
Masing-masing perusahaan menghadapi masalah pemasaran
yang berlainan, dan memakai kebijaksanaan logistik yang fleksibel yang
berbeda-beda pula dalam hal penggudangan. Perusahaan ini harus mempelajari
kebutuhan-kebutuhan logistiknya sendiri untuk menentukan pola yang paling baik
bagi kebutuhan pelayanannya dengan total biasya yang terendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses logistik pada dasarnya diarahkan untuk mengoptimalkan
faktor produksi, yaitu untuk melakukan optimasi terhadap biaya, waktu dan
kualitas. Oleh karena itu penentuan lokasi sangat mempengaruhi logistik. Lokasi
dipengaruhi oleh:
ü Biaya produksi, terutama
dalam kaitannya ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, bahan bakar, dan daerah
produksi.
ü Biaya pergudangan dan lokasi
penempatan gudang
ü Biaya untuk melakukan
dekonsolidasi.
ü Faktor kualitas dari
produksi, dekonsolidasi dan transportasi
ü Peluang untuk menggunakan
berbagai moda transportasi termasuk biaya dan waktu yang diperlukan.
Logistik pada gilirannya ditentukan oleh lokasi yang tepat
untuk menghantarkan kebutuhan barang kepada konsumen pada harga yang murah,
waktu yang tepat dan kualitas yang baik.
Dengan penegelolaan manajemen logistic dan penelolaan
manajemen persediaan yang baik maka tujuan perusahaan bisa tercapai dengan
cepat dan tepat. Untuk itu berbagai tantangan harus benar-benar bisa ditangani
oleh suatu perusahaan. Kegiatan ini harus didukung dengan pelayanan yang baik
dan bisa memberikan kepuasan pelanggan agar setiap produk yang dihasilkan bisa
memberikan manfaat yang tepat kepada pelanggan.
B. Saran
Setiap perusahaan pasti
mempunyai tujuan yang sama yaitu bagaimana mendapatkan keuntungan yang tinggi
dan membuat setiap pelanggan merasa puas terhadap setiap produknya. Maka dari
itu untuk mencapai tujuan itu diperlukan planning yang matang baik itu
bagaimana mengelola SDA,SDM,manajemen logistic,manajemen persediaan dan
pelayanan pelanggannya,maupun structure organisasinya. Semua aspek itu harus
bisa dijalankan dengan prosedur yang sudah diterapkan sebagai strategi suatu
perusahaan itu. Sehingga apa yang menjadi tujuan utama sebuah perusahaan bisa
tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA